Menulis Artikel Blog Bukan Sekadar Gaya, tapi Soal Profesionalisme

menulis artikel blog

Kadang saat lagi santai baca blog orang lain, muncul perasaan campur aduk. Isi artikelnya menarik, topiknya keren, tapi gaya penulisannya bikin geleng kepala. Ada yang nulis seenaknya, tanda baca berantakan, huruf kapital nyasar, bahkan kalimatnya sampai bikin bingung mau dimengerti dari sisi mana. Akhirnya? Ya, ditutup juga halamannya.

Padahal, menulis dengan gaya sendiri itu sah-sah saja. Blog memang bukan karya ilmiah atau surat resmi. Tapi tetap ada batas yang sebaiknya dijaga. Karena meskipun blog itu bebas, bukan berarti boleh asal-asalan. Tulisan yang “semau gue” bisa bikin pembaca kabur lebih cepat daripada loading iklan pop-up.

Gaya Sendiri Itu Oke, Tapi Harus Tetap Benar

Setiap penulis punya ciri khas masing-masing. Ada yang santai dengan gaya percakapan, ada yang serius seperti dosen, ada juga yang penuh humor. Semua boleh. Tapi tetap perlu memperhatikan kaidah dasar bahasa.

“Menulis dengan benar” di sini bukan berarti harus selalu baku dan kaku, melainkan menulis sesuai dengan aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) atau sekarang disebut PUEBI. Tujuannya sederhana: agar pembaca mengerti apa yang dimaksud tanpa perlu menebak-nebak.

Misalnya, penggunaan tanda baca yang benar bisa mengubah arti kalimat secara drastis. Contohnya:

“Ayo makan Budi!” dan “Ayo makan, Budi!”

Yang pertama bisa bikin Budi ketakutan, yang kedua baru ajakan makan bareng.

Hal-hal sepele seperti ini sering dianggap remeh, padahal penting banget buat kenyamanan pembaca.

Tanda Profesionalisme di Dunia Blogging

Blog bukan cuma tempat curhat digital. Banyak orang menjadikan blog sebagai portofolio, sumber penghasilan, bahkan batu loncatan karier. Nah, kalau tulisan diisi dengan banyak typo, ejaan acak-acakan, dan struktur kalimat yang bikin bingung, kesannya jadi tidak profesional.

Coba bayangkan, kamu memesan artikel dari penulis lepas, tapi hasilnya penuh salah ketik dan tanda baca ngawur. Mau lanjut pesan lagi? Pasti mikir dua kali, kan?

Profesional bukan berarti sempurna, tapi berusaha konsisten untuk menulis dengan benar. Satu-dua kesalahan mungkin bisa dimaafkan, tapi kalau di tiap paragraf ada typo, pembaca bisa ilfeel duluan.

Apalagi sekarang sudah banyak alat bantu yang bisa digunakan, mulai dari Microsoft Word, Grammarly, sampai fitur pemeriksa ejaan di Chrome. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak memeriksa ulang tulisan sebelum dipublikasikan.

Menulis dengan Benar Bisa Meningkatkan Trafik Blog

Kedengarannya sepele, tapi ternyata menulis dengan benar bisa memengaruhi posisi blog di mesin pencari.

Google lebih menyukai tulisan yang rapi, punya struktur jelas, dan menggunakan kata-kata baku yang mudah dimengerti. Sistem algoritma mereka memang tidak membaca “gaya bahasa”, tapi mereka bisa mendeteksi kesalahan ejaan dan pola kalimat yang tidak umum.

Tulisan yang rapi dan mudah dipahami biasanya punya tingkat keterbacaan tinggi, yang artinya pembaca betah berlama-lama di halaman tersebut. Hal ini bisa meningkatkan ranking SEO secara alami.

Selain itu, jangan lupa—dunia blog tidak hanya dihuni oleh pembaca lokal. Banyak orang luar negeri menggunakan Google Translate untuk membaca blog berbahasa Indonesia. Kalau tulisan kita penuh typo atau istilah “alay”, hasil terjemahannya bisa kacau total.

Contoh kecil: kata “nggak” mungkin bisa diterjemahkan salah oleh mesin penerjemah jadi “no” atau bahkan tidak diterjemahkan sama sekali. Akhirnya makna kalimat bisa berubah jauh dari maksud aslinya.

Dengan menulis sesuai kaidah bahasa, kemungkinan hasil terjemahan lebih akurat, sehingga blog bisa lebih mudah dipahami pembaca internasional. Dan siapa tahu, itu jadi jalan agar blog dikenal lebih luas.

Dari Tulisan Rapi Bisa Datang Kesempatan

Menulis dengan benar bukan cuma soal idealisme bahasa, tapi juga bisa membuka peluang.

Bayangkan ada perusahaan besar yang sedang mencari penulis blog profesional. Mereka menelusuri internet dan menemukan tulisanmu. Jika gaya tulismu enak dibaca, kalimatnya jelas, dan tata bahasanya rapi, bukan tidak mungkin mereka akan menghubungimu.

Banyak orang yang awalnya hanya menulis di blog pribadi, lalu akhirnya direkrut untuk menulis di media online, mengelola website perusahaan, atau jadi kontributor di portal besar. Semua berawal dari kesan profesional yang tercermin lewat tulisan.

Situs lowongan kerja seperti Jooble bahkan punya kategori khusus untuk penulis artikel. Artinya, kemampuan menulis dengan benar itu bisa jadi aset berharga, bukan sekadar hobi.

Mulailah dari Hal yang Kecil

Tidak perlu langsung jadi pakar bahasa. Mulailah dari hal-hal sederhana seperti:

  • Gunakan huruf kapital di awal kalimat dan pada nama orang/tempat.
  • Jangan lupakan tanda titik di akhir kalimat.
  • Gunakan koma untuk jeda, jangan asal spasi.
  • Perhatikan ejaan kata baku seperti “di mana” (bukan “dimana”), “ke mana” (bukan “kemana”).

Lama-lama, kebiasaan kecil itu akan membentuk gaya menulis yang lebih rapi. Pembaca akan lebih nyaman, dan yang paling penting, kamu akan semakin percaya diri dengan tulisanmu sendiri.

Blog Itu Seni, Tapi Seni Juga Butuh Disiplin

Memang benar, menulis blog itu seni. Setiap tulisan punya jiwa, gaya, dan cara penyampaian yang berbeda. Tapi seni juga butuh disiplin.

Tulisan yang bebas bukan berarti berantakan. Justru dengan aturan dasar yang benar, kebebasan berekspresi bisa tampil lebih elegan. Sama seperti musik, nada-nada yang indah tetap punya pola dan tempo.

Jadi, kalau ingin blog lebih dihargai, lebih dipercaya, dan lebih enak dibaca, mulailah dari hal yang paling sederhana: menulis dengan benar.

Karena pada akhirnya, pembaca tidak hanya datang untuk isi artikel, tapi juga karena mereka menikmati caramu bercerita. Dan cara bercerita yang baik selalu dimulai dari bahasa yang tertata.

Penutup

Menulis di blog memang tidak ada aturan baku. Tapi bukan berarti boleh seenaknya. Tulisan yang rapi, jelas, dan sesuai ejaan akan memberi kesan profesional, meningkatkan reputasi, bahkan membuka peluang kerja.

Kuncinya bukan pada seberapa formal gaya menulisnya, tapi seberapa jelas pesan yang ingin disampaikan. Gunakan gaya pribadi, tapi pastikan pembaca tidak tersesat di antara tanda baca yang hilang atau typo yang menumpuk.

Jadi, kalau ingin blog makin berkembang dan pembaca betah, mulai dari sekarang biasakan menulis dengan benar. Karena menulis yang benar bukan sekadar aturan, tapi bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan pembacanya.

About the Author: Kang Andre

Cuma blogger amatir yang mencoba profesional dan ingin berbagi tulisan online.

Anda mungkin suka ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *